Tahukah anda bahwa Persija Jakarta pernah
juga menjalani partai-partai Internasionalnya saat Persija berjumpa FF
Kalmar di tahun 1954, Persija vs Korea Utara tahun 1964, Persija vs
Dukla Praha tahun 1973, Persija vs OFK Beograd tahun 1973 dan Persija vs
Ajax Amsterdam tahun 1974 ?? Ini adalah Fakta..!! dan mungkin saja di
tahun-tahun sebelumnya Persija pernah juga menghadapi team-team Eropa
tersohor lainnya sejak berdirinya Persija pada tahun 1928, who knows,
karena memang di awal-awal berdirinya Persija kita memang belum terlahir
pada waktu itu..
Keingin tahuan rekan Gerry untuk menguak
sejarah-sejarah Persija pada akhirnya mengantarkan ide dari kawan-kawan
Jak Online untuk menggelar event Gathering Persija bertajuk “Reuni Kecil
Team Besar” untuk paling tidak merangkai kembali mata rantai sejarah
panjang Persija yang “terhilang” dan sekaligus juga merupakan rangkaian
dari event perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Jak Online Ke-10 pada 7 Juni
2011 yang lalu sebagai bentuk tanggung jawab moral dari segelintir
anak-anak muda yang mencintai Persija tidak hanya Persija di masa kini
tetapi juga Persija di masa sebelumnya lengkap dengan sejarah panjangnya
sejak didirikan pada tahun 1928 (silahkan juga lihat artikel sebelumnya
pada blog ini berjudul “Sejarah Singkat Persija”, 3 Maret 2011)
Memang masih banyak lagi pastinya mata
rantai sejarah panjang lainnya yang belum terkuak pada team kesebelasan
yang awalnya bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ) dari awal
terbentuknya di tahun 1928 sebelum berubah namanya menjadi Persija
Jakarta sampai sekarang ini yang tentunya masih menjadi tanda tanya
besar bagi para pecinta Persija yang penasaran akan prestasi dan evolusi
Persija hingga sekarang ini, di Jak Online (JO) sendiri rekan Gerry
yang berlaku sebagai “sejarawan” di JO terus melakukan explorasi ke
berbagai sumber baik dokumentasi maupun ke obyek pelaku langsung
orang-orang yang sebelumnya pernah bermain di Persija di tahun-tahun
sebelumnya untuk menggali lebih dalam lagi mengenai sejarah Persija yang
mungkin saja terlewatkan oleh ingatan dan dokumen-dokumen yang telah
ada.
Event “Reuni Kecil Team Besar” (RKTB)
sendiri sebenarnya memang fokus kepada silaturahmi para pemain legenda
Persija di tahun 70, 80, 90 dengan pemain di masa sekarang ini sekaligus
juga menjadi pertemuan antar pengurus Persija yang menangani klub-klub
amatir di bawah naungan Persija yang juga ikut sebagai pelaku dari
sejarah panjang Persija di masa sebelumnya yang akan diperkenalkan oleh
Jak Online kepada para pecinta Persija di masa sekarang ini sebagai
bentuk kepedulian Jak Online terhadap Persija, “bukan hanya sekedar
mengenal Persija ‘hari ini’ tetapi juga belajar untuk menghargai masa
lalu dan sejarah Persija yang sangat panjang.” demikian ungkap rekan
Gerry pada tulisannya di website Jak Online di http://www.jakmania.org seputar RKTB ini.
RKTB ini awalnya merupakan event
pengganti dari beberapa ide kawan-kawan Crew Jak Online sebelumnya untuk
mengadakan kegiatan yang pas dan sesuai dengan thema ulang tahun Jak
Online tahun ini dengan label “Satu Dasawarsa” dalam rangka memperingati
kiprah 10 Tahun Jak Online dalam aktifitasnya mewartakan Persija bagi
seluruh pecintanya, beberapa ide sempat terlontar dari mulai Gathering
ke kawasan wisata pantai, Seminar Sepakbola, Fun Bike, hingga menggelar
kembali Futsal Tournament seperti yang pernah digelar oleh Jak Online di
tahun sebelumnya pada HUT yang ke-9, namun pada akhirnya team sepakat
untuk fokus menggelar acara RKTB ini dengan pertimbangan selain acara
ini memang belum pernah diadakan sebelumnya baik oleh Jak Online sendiri
maupun pihak-pihak terkait lainnya di lingkungan Persija, juga tak
lepas dari katakanlah sebagai tanggung jawab moral dari Jak Online untuk
memberikan informasi kepada pecinta Persija seputar mata rantai yang
terhilang mengenai sejarah panjang Persija sebagai kado spesial Jak
Online untuk para pecinta Persija.
Pemain yang hadir dalam acara ini
mewakili era-nya masing-masing, om Sinyo Aliandoe mewakili pemain
Persija era 60-an lalu Anjas Asmara, Oyong Liza, Suaib Rizal mewakili
era 70-an. Dari era 80-an hadir pula Adityo Darmadi ‘striker cerdas’
yang sangat di hormati lawan-lawan Persija serta kiper lincah di era
90-an Zahlul Fadil. Serta mantan pemain dan pelatih Timnas, Tumpak
Sihite. Selain pemain, hadir pula perwakilan dari klub-klub anggota
seperti Jusuf Murad dari PS Setia, Benny Erwin dari Trisakti FC,
Benyamin Leo Betty dari PS P.O.P dan juga Budiman Dalimunthe dari
Menteng Yunior, juga tampak rekan Viola yang sebelumnya aktif di Panpel
Persija dan juga Mas Gugun Gondrong serta Temmy dari perwakilan JM
(Pendiri The Jakmania), Mas Gugun sendiri hadir bersama dengan adiknya
Mbak Lulu serta perawat khususnya, sementara untuk peserta hadir dari
kalangan Jakmania & komunitas-komunitas di lingkungan supporter
Persija.
Mungkin jika dilihat dari jumlah peserta
di event ini memang belum berskala massive yang sudah saya perkirakan
sendiri sebelumnya, mengingat event ini bertemakan seminar santai yang
mungkin tidak terlalu banyak disukai oleh kalangan muda dibandingkan
dengan menggelar event tournament futsal atau pentas musik misalnya..
namun dari segi value, tentu saja sedikit banyak event ini mempunyai
poin tersendiri di mata saya, tidak hanya mengenal beberapa pemain
Persija di tahun-tahun sebelumnya, peserta gathering bisa juga berjumpa
dengan beberapa pengurus klub-klub yang berada dibawah naungan Persija,
terutama adalah mengenal lebih jauh kiprah Persija khususnya di tahun
70-an hingga setidaknya sampai tahun 90-an untuk lebih memperkaya
wawasan terhadap Persija, bukankah ada prinsip “Tak Kenal Maka Tak
sayang”..
Masa persiapan event inipun terbilang
singkat, hanya berkisar satu bulan saja yang menunjuk rekan Reza sebagai
koordinator di event kali ini, team juga harus berbagi konsentrasi
antara menyiapkan event ini dengan terus menjalankan tugasnya melakukan
update informasi Persija ke website Jak Online di http://www.jakmania.org
dan juga ke beberapa media Jak Online di media jejaring sosial Twitter
& Facebook serta siaran radio di RRI Pro-2 FM Jakarta bahkan juga
harus membagi konsentrasi ke sesi latihan team Futsal Jak Online yang
dikomandoi oleh rekan Gerry, beberapa meeting kecil juga diselenggarakan
di kediaman Firas, Saif dan juga pasca siaran radio di RRI, pembagian
tugaspun dilakukan dengan format yang simple & sederhana di
masing-masing PIC (Personal In Charge) yang telah disusun oleh rekan
Saif yang tampak juga sangat “concern” dalam persiapan event ini, toh
memang semuanya harus bisa berjalan berdampingan dengan beberapa tugas
pokok masing-masing Crew di Jak Online dalam hal liputan dan kegiatan
publikasi lainnya termasuk event ini yang terus-menerus disounding
melalui media-media Jak Online, di masa pendaftaran, rekan Junot juga
konsisten dalam menjalankan perannya, dan semua Crew JO menjalankan
perannya dengan porsinya masing-masing yang disesuaikan dengan
keterbatasan waktu yang mereka miliki..
Event ini sebelumnya juga sempat
dipublikasikan di media online okezone berkat bantuan rekan Yudha dari
JaKantor Community (JC) yang bertugas disana dan juga di tabloid bola
berkat kontribusi dari rekan Agung Jadol yang juga merupakan salah satu
dari pendiri Jak Online yang turut hadir di event ini bersama pendiri
Jak Online lainnya yaitu rekan Yudhi Kusuma dan pada akhirnya event ini
bertujuan untuk lebih mengenalkan dan mendekatkan para pemain-pemain
legenda dan klub-klub internal Persija kepada pendukung Persija pada
saat ini, dimana mungkin masih banyak dari kita yang belum mengetahui
siapa-siapa saja pemain yang sudah berjasa mengangkat nama Persija dan
menjadikan Persija besar seperti sekarang ini. Event ini juga dihadiri
pemain Persija di musim 2010/2011 diantaranya Leo Saputra &
Amarzukih yang masing-masing juga tampak membawa istri dan anak-anaknya,
serta di penghujung acara gathering ini turut dimeriahkan juga oleh
Live Performance dari group rapper Kojek dan juga group musik HipHop Jak
Boyz yang membawakan lagu-lagu bernuansa Persija & Jakmania. Selain
mengenal lebih jauh para saksi hidup pemain Persija di tahun-tahun
sebelumnya lengkap beserta pengalaman heroik mereka disaat membela
Persija kala itu, bagi saya sendiri makna yang paling mendalam dari
event ini adalah ketika seorang Anjas Asmara yang datang ke lokasi
gathering ini dengan mengendarai motor besar Harley Davidson-nya 30
menit sebelum acara dimulai sesuai undangan dan kemudian menanyakan
kepada saya “Jam Berapa Sekarang di Arloji Anda” ketika waktu sudah
menunjukkan pukul 10.00 WIB tanda acara seharusnya sudah dimulai namun
masih tertahan karena masih harus menunggu para undangan dan peserta
yang terlambat hadir..
Dirgahayu Jak Online Ke-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggal kan komentar anda
terima kasih telah mengunjungi blog kami